JAUH PANGGANG DARI API
(part II)
Sebenernya aku bingung harus ku lanjut kan dari mana kisah yang rumit ini. Semua rasa bercampur aduk (kayak rujak gtu lah)
Ada manis, pahit, masam, asin, pedas, dan rasa-rasa yang aneh lainnya.
Dimana kisah dua orang manusia yang sedang fall in love tapi telah memiliki keterikatan masing-masing.
Yang sedari awal bertemu Tuhan tak memberi kesempatan untuk bersama. Dan baru sekarang Tuhan memberi kesempatan itu, saat semuanya telah tak memungkinkan.
Tapi lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
Memang terkadang apa yang kita inginkan tak harus kita dapatkan.
Tuhan telah mengatur semuanya, dan pasti Beliau punya alasan tersendiri kenapa baru sekarang kami dipertemukan dengan keadaan yang seperti ini.
Okelah mulai saja aku lanjutkan cerita pedih ini.
***
Beberapa hari kedekatan kami, aku mulai seperti ragu dengan rasa yang dia beri. Aku takut rasa sayang ku ini dipermainkan olehnya.
Karena baru ku sadari ternyata bukan hanya aku yang menaruh hati padanya. Dan mungkin banyak lelaki yang jatuh hati saat berjumpa dengannya.
Aku gak tau juga sih apakah ini cuma perasaan ku saja, yang terlalu takut.
Terlalu takut diri ini kehilangan dirinya.
03:24pm
Rabu, 29 januari aku luangkan waktu untuk sms dia yang sedang sok sibuk ngandle customer.
"is. . ." sms pembukaan ku untuk jaga-jaga kalau hp nya gak ketinggal lagi dirumahnya.
Kan gak lucu kalau aku smsan mesra-mesra sama suaminya. (he_he)
"iya kenapa joe?" balasnya disela-sela kesibukannya.
"gak kenapa-kenapa cuma mau nanya aja boleh gak?" tanyaku lewat sms
" iya mau nanya apa joe?" balasnya beberapa menit kemudian.
" sebenernya kamu nganggep aku ini siapa kamu sih is?" tanyaku lewat sms to the point tanpa banyak basa-basi lagi.
Lama ku tunggu balasannya, mungkin karena lagi numpuk customernya.
Dan akhirnya hp ku pun berbunyi tanda sms masuk.
Aku sangat terpukul saat membaca balasannya, tak seperti yg kuharapkan.
"kita kan cuma temen kantor aja kan? He:).
Kalau diseriusin juga ga mungkin kan?
Lagian kita ini udah ga single lagi."
kurang lebih begitulah isinya.
Jujur saat itu aku merasa perasaan yang selama ini ku beri hanya dijadikan mainan saja baginya. Tapi kalau dipikir-pikir ada benernya juga sih kata-katanya.
Tapi yang membuat ku makin gedeg, besoknya aku liat lagi foto Ais dipeluk mesra sama cowok fatner kerjanya.
Dan itu ku liat langsung di BBM.
Ah lengkap sudah, aku memang ga berarti dimatanya.
Kenapa sih dia setega itu ma aku?
Kenapa harus memberi harapan palsu yang amat mengikis hati.
Aku benci diriku, sangat benci kenapa aku sebodoh ini bisa dengan mudah dipermainkan olehnya.
Mungkin hanya sampai disini saja cerita ku dengannya. Dan berakhir pait tanpa kejelasan dan kepastian.
Okelah mulai detik ini aku kan mulai melupakannya. Belajar mengihklaskan dia, yang mungkin dia memang bukan untukku. Mesti aku tahu tak kan mudah dan akan sangat menyiksa untuk menanggalkan semua tentang dirinya dari kehidupan ku.
***
Esok harinya aku bener-bener marah, rasa cemburu buta ini membuat ku benci. Membenci semua yang berbau dengan Ais.
Tapi walaupun begitu sejujurnya dalam hati ini sangat berharap dia menjelaskan semuanya tanpa harus ku bertanya lagi.
Meski ku sadar sebenarnya banyak kata yang tidak dapat terungkap langsung diantara aku dan Ais. Sebab waktu kebersamaan kami tak cukup banyak untuk bicara dari heart to heart.
Sampai akhirnya siang menjelang sore itu,
"Joe kamu kenapa? Ais ada salah ya?
Ais jadi ga konsen kerjanya nih" tanyanya padaku.
Aku yang sedang berusaha sibuk dengan pekerjaan ku mencoba melupakannya karena tak mau teringat dia terus menerus, aku mendadak kaget dan mulai tersenyum senang mendengarnya.
"ah ga apa-apa, cuma lagi males aja sama kamu" jawabku cuek
"siapa suruh foto-foto terus pakek pelukan lagi, kamu kan tahu aku sayang sama kamu.
Besar keinginan dan harapan ku tuk memilikimu, seharusnya kamu bisa ngerti perasaan ku. Kalau memang kamu ga sayang aku ga kayak gini juga caranya. . .
Sakit is. . . Sakit banget ku liatnya. . ."
"nggak Joe, aku ga da hubungan apa-apa sama dia, aku ga nyadar, ga tahu dan ga ngerasa dipeluk kok ma dia.
Dia tuh dah ku anggap sebagai kakak ku aja kok ga lebih. Udah ya jangan marah lagi Joe, maafin Ais ya... pleasee. . ." jelasnya padaku.
Huft,,,, kutarik napas dalam-dalam.
Sungguh senang ku mendengar penjelasannya itu, tapi otak ku masih kacau bingung. Kemarin dia bilang cuma nganggep aku temen kerja nya saja, tapi kenapa kalau cuma temen kerja dia sampai segitunya ngejelasinnya ke aku?.
Seakan-akan dia takut kehilanganku.
"aku binggung is, bingung sebenarnya gimana sih perasaan kamu ke aku?" tanya ku penasaran. (pake be ge te)
"jujur Joe, sebenernya perasaan aku ke kamu tuh beda.
Nggak sama seperti perasaan aku ke temen-temen yang lain".
Jawabnya sambil tersenyum manis malu.
Jawaban yang singkat dan padat tapi ku mengerti akan maksudnya.
Rasa senang yang kurasakan kini tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata.
Dunia seakan berhenti berputar mendengar jawaban Ais. Dan sangat terasa otak ku sesaat seperti tidak sinkron dengan anggota tubuh ku. Seluruh aliran darah ku seakan berhenti mengalir melupakan tugasnya,
Hingga jantung ku Juga lupa berdetak saat itu.
"joooooeeeee. . . . Jangan bilang kamu lagi mikir jorok ampek bengong gtu!!" teriakan Ais tiba-tiba mengembalikan jiwaku. Dan menyadarkan ku kembali pada kenyataan yang salah ini.
" hah?!? Ga kok is, aku ga seperti itu kok , Sumpah deh ga pernah terbesit dalam otakku seperti itu. Aku tulus sayang ma kamu bukan karena nafsu sex ataupun materi." kata ku meyakinkannya.
"hehehe. . . Ya ya aku percaya kok ma kamu Joe, , ," imbuhnya lagi.
"makasi ya is, makasi atas semuanya aku seneng banget, dan aku ga kan pernah lupa hari ini." kata ku sambil menghusap-usap poni nya.
Kemudian ku kecup lembut keningnya.
***
Kemudian selanjutnya aku dan Ais hidup bahagia selama-lamanya.
Hahahaaaaa. . . . (Bullshit!!)
Kata-kata itu cuma ada di negeri dongeng saja.
Dan ini bukanlah cerita dongeng untuk mengantar bobok anak-anak balita.
(tapi bisa jadi sih, kan mereka belum ngerti) hehe:P
Aku sadar didepan masih banyak masalah yang sudah ngantre menanti.
Dan aku sudah siap, apapun itu. Karena dari awal aku mulai ini semua aku sudah memprediksi resiko-resiko yang mungkin terjadi.
Mungkin tak perlu ku jabarkan satu per satu resiko yang telah kuprediksi, kenapa? Karena aku takut itu jadi kenyataan kalau ku katakan disini.
(dulu sempet belajar ama mas Deddy Colbuzer) wkwkwkwkwkwkk. . . .
Kedekatan aku dan Ais semakin hari semakin dekat. Dimana ada Joe disana ada Ais dan dimana ada Ais disitu juga pasti ada Joe.
Seperti sandal jepit lah selalu bersama tapi tak bisa bersatu (semoga nanti Tuhan mengijinkan) :P
Berjalan beriringan dan searah.
Diam berdampingan serasi saat tak digunakan.
Saat yang satu nya hilang, yang satunya tak berarti.
Seperti itulah kira-kira ungkapan yang pantas dan terinfirasi begitu saja @my office tercinta maximal.
And than suatu hari hujan mulai turun, disaat kami hendak pulang. Sambil nunggu hujan reda aku berniat mengajak Ais ke minimarket terdekat, kurang lebih 30meteran lah dari kantor ini.
Susah payah ku rayu dia agar dia mau menemaniku, dan setelah dia mengangguk kan kepala tanda setuju. Eeh. . . dewa hujan malah makin deres nangisnya. Pake angin kenceng lagi.
Dan parahnya aku baru sadar ternyata dikantor ini gak ada yang namanya payung. Huh, , , sial, sial, sial kata ku dalam hati.
Kira-kira satu jam telah berlalu
Dewa hujan mulai mengerti dan hujan deras di ganti-Nya dengan hujan gerimis.
"ayo is jadikan nie? Nanti keburu malam." ajak ku setelah hujan mulai reda.
'iya tunggu Ais ngambil dompet dulu"
Sahut nya tanda menerima ajakanku.
Kami pun berjalan berdua menuju minimarket yang tak begitu jauh.
Jalan yang becek ditambah ujan rintik-rintik membuat perjalan singkat kami jadi terasa romantic.
Ku ulurkan tanganku saat melewati genangan air, dan dia pun menyambut dan menggenggam tangan ku.
Begitu hangat terasa di hawa yang cukup dingin ini.
Dan ku pererat genggaman tanganku.
Tak ingin rasanya kulepas genggaman ini. Hanya sekejap tapi terasa sangat berkesan.
Because waktu tidak bisa diajak kompromi, mau diapain aja dia tetap tak peduli terus aja berjalan tak pernah istirahat.
(gak capek-capek apa dia nah!!)
***
Inilah awal semula siksaan sadis yang kurasakan. Bagaimana tidak, saat tak ada dia disisiku saat dirumah, saat kantor libur, dan saat dia jauh disana dengan miliknya. Adalah suatu rasa dimana amat sangat menyiksa sehingga tak dapat diterjemahkan dengan kata-kata.
Kalian mungkin tak kan tahu dan tak akan bisa mengerti about this feel jika tidak kalian sendiri yang merasakannya.
Saat aku kangen dia, aku bisa apa?
(bengong melongo kayak sapi ompong)
Saat aku rindu dia, aku?_?
Hanya bisa senyum-senyum sendiri ga jelas, mengingat semua tentangnya.
Tertawa kecil sama tembok saat terbayang canda tawanya.
Ini lah aku yang telah terkontaminasi virus wrong love yang menyebabkan ku sakit jiwa.
***
Sering beberapa kali saat menonton tv di kamar bersama Dwi, aku mendadak senyum-senyum dan tertawa sendiri.
padahal film nya itu lagi adegan sedih nangis-nangis. (gila stadium 4)
Dan yang paling parah menurutku, saat malam itu aku dan Dwi sedang "bercinta". Sedang asik-asiknya, tanpa ku inginkan dan tanpa ku sadari tiba-tiba saja bayang-bayang Ais kembali muncul dalam benak ku.
Gairah ku mendadak hilang. Dan tak dapat ku mengerti dalam hati ini ada rasa bersalah telah menghianati Ais. (aneh kan? But this the real feels)
Saat itu aku mulai sadar rasa sayang ku pada Ais telah melebihi rasa sayang ku pada Dwi.
***
Hati kecil ini selalu menangis dikala Ais tak disampingku. Dan rasanya lebih nyesek banget ketimbang nangis pakek mata.
Sumpah seumur hidup inilah siksaan terkejam sadis dalam kisah cintaku.
Aku mengerti sekarang kenapa banyak orang yang bunuh diri cuma karna cinta.
Dan jujur pernah terbesit di otak ku untuk suicide away.
Saat aku kangen rindu dia tapi ga ada yang mampu kulakukan.
Rasa ini benar-benar seakan ingin membunuh ku.
***
Hari ini Sunday, dikalender ku warnanya merah ( ga tau dikalender kalian. Sama gak warnanya?)
Yang berarti hari ini kantor tutup
Berarti para karyawannya off
Dan paling benci diriku sebab ini berarti hari ini aku gak bisa bertemu dengan Ais sang my Queen Man_to_the_Nja but tetep Man_to_the_Nis juga sih yang beristana megah didalam kerajaan hatiku.
Seharian dari pagi aku bersama my little boy jalan-jalan berdua deket rumah.
Sedangkan mama nya sibuk didapur.
Setelah merasa lelah dan si kecil dah bobok aling dikamar, ku mulai terasa rapuh lagi oleh karena terbayang - bayangannya.
Kurebah kan raga ini, kupejam kan mataku sejenak.
Dan dengan otomatis otakku mengingat semua tentangnya.
Mengingat yang telah terlewati antara aku dan Ais.
Sungguh gelisah dan tak tenang, terasa ada yang kurang saat tak melihat langsung senyumnya yang menggoda hati.
Terkadang aku sering memaksanya tuk lebih lama bersama ku dikantor.
Tak terburu-buru pulang saat aku dan dia tak satu shift yang sama.
Karena tak mampu diriku, tuk sedetik pun tanpa hadirnya disisiku.
***
Sejauh ini hubungan ku dengan Ais masih aman-aman saja, juga berkat semua temen-temen kantor ku yang pengertian dan baik hati, tak sombong dan rajin menabung. . . Hahahaa;D
Sudah jadi rahasia umum dikantor tentang kedekatan ku dan Ais.
Pernah sering aku di kasi nasehat dan petuah yang membuat ku ingin muntah mendengarnya.
"Joe cukup satu saja ga bisa ya? Kan kalian juga dah punya keluarga masing-masing" kata salah satu teman fatner kantorku.
"sebenarnya aku juga tak ingin seperti ini. Kamu gak tahu rasa nya menjadi aku. Ini bukan masalah pilihan, tapi masalah hati andai aja kita bisa tukaran posisi kamu akan mengerti dan tahu betapa sangat bahagia sekaligus tersiksanya aku sekarang.
Yang jelas aku merasa sempurna bersamanya.
Dia itu semangat baru dalam hidupku, dia yang membuat aku memiliki tujuan hidup. Memberi warna terang dalam setiap senyum dan rasa yang dia beri.
Dan mengajarkan aku arti dari suatu perjuangan walaupun ku tahu itu sia-sia.
Tapi aku percaya selama Tuhan masih bersamaku dan dia memang tercipta untukku tak ada kata imposible kalau suatu saat nanti dia akan jadi milikku dan hanya miliku seorang. Dan aku percaya itu. Meski sekarang dia masih bersama nya disana."
Jelasku.
Teman ku hanya manggut-manggut. Ga tau manggut-manggut ngerti atau pura-pura ngerti.
***
Terkadang aku berfikir apakah dia juga merasakan apa yang kurasa?
Kalau dia memang mencintaiku maka dia juga akan tersiksa saat jauh dariku.
Aku ga tahu, aku tak sanggup menanyakannya.
Mulut ini selalu terasa beku, bibir ini mendadak kram dan lidah ku terasa bertulang saat ngomong serius dengan Ais.
Sampai suatu hari jam istirahat siang,
"Joe. . ." sapa nya lembut
"yupz kenapa Is?" sahutku
"aku tersiksa" jawab nya singkat
"maksudnya tersiksa gimana?" tanyaku penasaran
"iya aku tersiksa dengan rasa ini. Saat jauh dari kamu, saat kangen kamu.
Rasanya pengen nangis tapi ga bisa. Ga ngerti dah pokoknya". Tandasnya.
Dalam hati aku sangat bahagia sekaligus sedih mendengarnya.
Aku bahagia sebab dia juga merasakan apa yg aku rasa. Berarti rasa dia bukan sekedar rasa sesaat berbalut kepalsuan.
Dan aku sedih karena aku tahu dan mengerti akan rasa sakit siksaan cinta ini.
Tak seharus nya dia tersiksa sepertiku.
Aku memang bodoh mengajak wanita yang kucintai ikut tersiksa.
Sempat terpikir oleh ku untuk menyudahi siksaan cinta ini.
Akan tetapi setelah sempat kucoba, sungguh lebih menyiksa dan menyakitkan dari sebelumnya.
Aku takut dari sakit jiwa berakhir jadi korban jiwa.
Ku jalani sajalah bagaimana alurnya, mengikuti arus.
Sangat bahagia kurasakan saat kedekatan aku dan Ais semakin hari semakin mesra.
Apalagi dia sekarang jadi semakin rajin. Seperti nyapu, ngepel dan lain sebagainya dikantor. Yang semua itu membuat ku semakin terjerumus dalam curam jurang cintanya.
***
Cuma dia yang mampu merubah sifat ku, aku saja sampai ga ngerti kenapa dia bisa sedangkan Dwi harus jungkir balik tujuh kali merubah sifat sifat buruk ku.
Aku dari dulu terlahir bukan sebagai cowok yang menganut aliran romantisme. Tapi tanggal 14 februari tahun ini untuk pertama kalinya dalam sejarah aku ngasi hadiah valentine untuk seorang cewek. Dan cewek itu Ais. Sebenernya aku bingung mau ngasi apa, ngasi cincin dan kalung aku ngerasa belum pantes aku memberikan itu.
Ngasi boneka pastilah suaminya Ais akan curiga
ngasi baju atau pakaian istriku yang pasti curiga.
Ngasi coklat, ah manis nya cuma sesaat paling besok dah jadi e'ek terus dipajang diclosed dech, males ah.
Kan ga lucu saat Ais kangen aku, terus ngorek-ngorek closed sambil bilang "aku kangen kamu Joe".
(hahhahaaaaaa. . . :D
Sehari sebelum hari "pink" itu aku sempatkan singgah ke toko aksesoris.
melihat-liat sesuatu yang lucu dan simpel.
Akhirnya ku temukan sesuatu yang kecil berwarna pink l u c u.
Simpel dan bisa dibawa kemana-mana.
Setelah ku bungkus rapi, ku berikan si Pink kepada Ais tepat pada hari pink.
Tanpa ada orang lain yang tahu.
Sembari ku berpesan
" look the means not price, jadikan dia sebagai penggantiku disaat aku tak ada disisimu. Karna cuma dia yang bisa menemani mu dan menjaga mu saat aku jauh darimu.
Dan agar kamu selalu ingat kalau aku menyayangimu".
***
Seperti episode sebelumnya loker adalah tempat favorite ku sekaligus teraman untuk saksi kemesraan ku dan Ais dibanding tempat lain dikantor.
Mulai dari becandaan tawa-tiwi, sampai kecupan-kecupan manis antara aku dan Ais.
Bagaikan semut jika bertemu, (?_?)
Apalagi saat tak ada orang yang melihat. Ingin rasanya aku menghentikan waktu saat itu. Waktu terlalu cepat terasa saat ku bersamanya. Andai Doraemon itu nyata dan ada disini pasti kisah ini ga kan seruwet ini. HahHaa:D
(Effek nonton Doraemon)
Tak jarang kami juga sering bersama istirahat makan diluar sekarang. Ada saja alasan yang kubuat agar bisa keluar berdua dengannya.
Satu hal yang pasti yang juga membuatku senang, terkadang dia juga sama gilanya dengan ku.
Mendadak tersenyum dan tertawa sendiri saat tak ada hal yang l u c u.
Terkadang malam hari susah tidur karena rasa kangen.
Dan Ais terlalu munafik untuk mengakui itu langsung kepadaku.
Xiixixiii. . . :P
***
Semakin hari semakin ingin ku memilikinya sepenuhnya, ingin ku merebutnya dari suaminya.
Jujur aku capek disembunyikan, selalu di nomber duakan setelah suaminya.
Sebenernya aku mau tunjukan pada dunia dan berteriaakk
"INI LOH WANITA YANG AKU SAYANG!!! DIA HANYA MILIKKU SEORANG!!!"
Setan diotak kiri ku selalu berbisik:
"udah bunuh aja tu suaminya atau kalau ga kamu hamili dia dan ungkapkan semua rahasia kalian dan selesai sudah masalah mu".
Malaikat diotak kanan ku menimpali:
"itu bukan cara yg baik, suatu hubungan yang berawal dari keburukan tak akan bertahan lama dan tak akan bahagia".
Malaikat diotak kananku memang benar, aku dilahirkan bukan untuk sebagai lelaki yang jahat. Aku menyayanginya dan memang ingin memilikinya tapi aku tak kan melakukan hal buruk untuk mendapatkannya aku janji.
***
Memang saat melihat dia dan dirinya membuat hatiku sedih. Apalagi saat Ais dianter kerja oleh suaminya. Aku seperti kapal laut yang kehilangan nahkoda nya.
Bingung terombang-ambing ditengah laut tak tahu harus bagaimana.
Sekarang aku hanya ingin bersamanya, bersamanya aku merasa nyaman dan tenang. Walaupun terkadang terasa perih menyakitkan. Tapi ku tak peduli, meski suatu hari nanti aku sadar pasti kan ku sesali perbuatan ketidak pedulian ku ini.
Dan sebelum ku sesali semua ini,
ku ingin mengabiskan sisa nafasku disisinya. Menjalani indahnya cinta dunia bersama sampai nanti aku lupa, lupa cara untuk bernafas.
Seperti pepatah yang ku dengar diradio, seperti kencing didalam kolam renang. Tak terlihat tapi terasa hangatnya.
Begitulah kira-kira yang kurasa saat ini bersamanya.
***
Ada satu lagi pepatah orang bijak yang membuat ku bingung belakangan ini.
"Cinta itu perlu Pengorbanan"
Sumpah!! pepatah orang bijak tersebut membuat ku strees pake bingit neh biar gahol dikit. He:)
Dan yang jadi pertanyaan dalam benakku adalah,
Pengorbanan apakah itu?
Apa yang harus dikorbankan?_?
Haruskah aku mengorbankan Dwi istri ku demi Ais???
Atau aku harus mengorbankan anak ku yang terpaksa melihat papa dan mama nya pisah?
Dan melihat papanya pulang membawa oleh-oleh mama baru untuknya?_?
Jika aku berani dan siap, apakah Ais juga sudah siap dengan pengorbanan yang sama???
Karena posisi kami sama persis tak ada bedanya.
Pertanyaan itu sementara ini masih jadi PR buatku, dan belum bisa ku putuskan jawabannya.
Apapun keputusannya minumnya tetep teh botol kotak. Hahahaaaa. . . .
Yang jelas kupercaya semua akan indah pada waktunya.
***
Sampai detik ini aku masih belum tahu bagaimana kah kisah ini akan berakhir.
Aku tetap yakin dan percaya Tuhan telah mengatur semuanya dengan cara-Nya yang indah.
Aku hanya bisa berharap dan berdoa saat aku melanjutkan kisah berikutnya (next part) Ais ada disisiku menemaniku di tempat ini duduk berdua menulis cerita cinta bersama. The story of love tentang aku, tentang dia dan semua tentang kita.
Saling berbagi rasa, berbagi kisah dan berbagi cinta.
Dan meng-abadi-kan kisah ini disini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih atas waktunya. Karena telah rela meluangkan waktu anda untuk membaca tulisan saya ini.
Semoga anda dapat mengambil hikmah yang positif dari tulisan saya ini.
Sekali lagi terima kasih banyak.
Salam sibodoh.,
To be continue. . .