Senin, 20 Januari 2014

Cerpen - JPDA (part l)

JAUH PANGGANG DARI API

Kali ini saya ingin mencoba menulis sebuah cerpen kisah nyata yang belum terjadi. (Hahahaaaa an3h)
Dan ini bukan cerita tentang sex atau cerita porno atau sejenisnya.
Cerita ini tentang cinta (story about love) cinta yang ruwet, cinta terlarang, cinta yang tak berhak saling memiliki atau cinta yang salah.
Kalian pasti setuju kalau Cinta itu kadang meruwetkan otak. Tidak ada yang tahu kapan rasa cinta itu akan hadir dan kapan kan pergi. Setiap mahluk mempunyai kisah cintanya masing-masing yang pasti juga ruwet.
Oke langsung saja tanpa bicara panjang lebar lagi saya mulai ke-T K P.

***

Namaku Joe Saputra(bukan nama sebenarnya). Atau sering dipanggil Joe.
Semua berawal dari hari yang cerah untuk jiwa yang sepi. Aku bekerja di salah satu perusahaan terkenal yang bergerak pada bidang jasa di Indonesia.
Yang bercabang di kota SR. Dan selain dikota tersebut ada banyak cabang2 lain juga berserakan dipulau mungil ini. Jabatan ku lumayan sebagai administrator disana, (dari pada lumanyun hehehe:-).

Siang itu aku bekerja seperti biasa dikantor. Awal saat tak terduga pun datang ketika dia kebelakang untuk mengambil sesuatu. Melewati diri ku yang sedang terdiam kaku terpesona yang karena tak sengaja melihat penampakan yang begitu mempesona dengan celana panjang skiny hitam dan polosport Pink slimfit yang dikenakannya.  kuakui hatiku dalam sekejap telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada nya.
Senyumnya yang sungguh menggoda hati hingga menusuk ubun-ubun dikepala ditambah wajah nya yang imut, manis, putih bersih bagai bidadari dari surga loka, telah membuat ku serasa terhipnotis olehnya.
"hai pak Mur?" Sapanya lembut sambil tersenyum manis kepada koordinator ku yang bernama murjadi yang sedang duduk di depan ku.

Kalian tahu kenapa dia tidak menyapa ku? Ya karena aku dan dia belum saling kenal. Dan Ini adalah pertemuan pertama kami. Karena dia karyawati di cabang kota TN.
Orang bilang tak kenal maka tak sayang, tapi kok aku belum kenal udah sayang ma dia ya?

"loh kamu kok disini? " tanya pak mur.
" iya pak, perbantuan satu hari aja disini gantiin ayu soalnya si ayu lagi sakit" jawabannya sambil berlalu.
Setelah dia lenyap dari pandanganku, aku langsung cari info tentangnya pada temanku yang sedang sok sibuk depan komputer nya.
"rot. .. Rot. .. Jarot cewek yang tadi tu siapa sih? Anak baru ya?? Kok aku belum pernah liat ya???" tanya ku penasaran.
Kemudian dia menjawab dengan cuek sambil tetap sok sibuk dengan komputer nya.
"Oh... Itu, dia tu CS dari cabang kota TN. Namanya kalau ga salah sih Ais, kenapa kamu naksir ya?" tanya nya balik pada ku.
(Oiya CS yang dimaksud bukan cleaning service ya kawan, tp Customer Service.)

Langsung saja aku yang sudah salting plus muka memerah berkelit, "ga lah bro... Cuma pengen tahu aja soalnya belum pernah ku liat dia sebelumnya. Lagian cewek ku mau dikemanakan ?!."

Tanpa disuruh, Jarot melanjutkan info nya, "eh Joe yang aku denger2 sih dia tu dah mau Merrid ma tunangannya. Dah buat prewed keliling dunia lagi.
Udah deh jangan terlalu berharap. . .
Hehehee:-P ".

"Oh omg. . .!! Hancoerlah hati ini mendengar nya. Belum sempat kenalan, dia udah mau Merrid. Baru semenit jatuh cinta dah dibuat patah hati. Huh Galau dech hari ini.
Yah semoga rasa ini cuma sesaat aja " pikir ku.

***

Selanjutnya hari-hari ku lalui tanpa pernah bertemu dengan nya lagi.
Dan bayang-bayang tentang nya pun sudah mulai lenyap seiring dengan waktu berjalan.
Ku teruskan hidup dengan setia dengan Dwi pacarku yang aku rasa dia sangat setia dan pengertian pada ku. Dan ga kalah juga cantik nya loh.
( Hehehe ).

***

Oke lah untuk mempercepat cerita ini karena ini cerpen bukan cerpan , dan oleh karena tangan ini mulai capek nulisnya (padahal ga ditulis tapi diketik)
Singkat kata singkat cerita, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun pun telah terlewati.
Aku akhirnya menikah dengan Dwi pacarku yang setia. Dan Tuhan pun menganugerahkan seorang baby ganteng dan lucu didalam keluarga kecil ku. Jujur saja aku sangat bahagia sekali semangat bekerja ku bertambah "always on fire",.

Setelah anak ku berumur 8 bulan aku merasa telah berada pada titik jenuh ku dalam bekerja. Sudah tak ada kerja sama lagi kurasa. Semua sudah berubah, tak seperti dulu.
Setiap saat ku selalu berdoa dalam hati" ya Tuhan ku sudah tak sanggup lagi di sini,  aku ingin dimutasikan ke CS atau ke cabang lain. "
Dan benar saja kuasa tuhan memang hebat, Beliau mendengar & mengabulkan doa ku. beberapa hari kemudian aku dipindahkan ke cabang lain dikota TN.
Sebab disana ada karyawan yang risain. Dan aku dipercaya pak Mur untuk mengisi kekosongan disana.
Hari pertama disana ya aku mulai adaptasi dengan suasana baru teman baru dan nice kleng. . . . .!!!
Aku bertemu lagi dengan dia. si Ais, Aillia Ataris (nama lengkap yang bukan sebenarnya). entah bagaimana ceritanya dia bisa dipanggil Ais.

Tak bisa ku tahan rasa itu tiba-tiba datang lagi walaupun cuma sedikit tak seperti dulu.
Karena aku tahu kita sekarang udah sama-sama telah berkeluarga beranak satu beda tiga bulan dengan anakku. (udah kayak kucing aja pake beranak).
Senyumnya yang menggoda hati itu kini tertuju langsung pada ku. Aku tak sanggup berbuat dan berkata-kata melihat senyum manisnya, getar-getar dihati dag dig dug dug der dijantung ini membuat ku hanya bisa membalas tersenyum kaku.

***

Hari-hari selanjutnya aku semakin sering bertemu dengannya dan mulai bisa mengontrol perasaan nerves (bener ga ya gini tulisannya?) saat disisinya. Mulai dari sapaan say hello sampai ngobrol-ngobrol basi yang ga penting dengannya.

***

Semakin hari semakin bertambah rasa sayang ini untuknya apalagi setelah tahu sifat-sifatnya. Sifat manjanya gaya ngomongnya juga pokoknya bisa hibur aku dan selalu bisa buat diriku tersenyum lepas bersamanya.
Dan dia Membuat ku semakin semangat datang kekantor untuk segera bertemu dan bersenda gurau dengannya. Kantor yang kecil kayak kandang sapi jadi berubah seperti taman  bunga yang indah.

***

Rabu yang mendung itu aku ada sedikit cekcok kecil dengan istriku dirumah. Untuk menghindari cekcok ini semakin berlanjut dan bertambah perah eh sori salah maksudnya parah, aku mengalah pergi dan berangkat kekantor lebih awal.
Dan sialnya diperjalanan menuju kantor macetnya dah kayak semut. Padat merayap paling kecepatan motorku ga lebih dari 40km/jam. Ditambah sinar terik matahari yang mulai memanas menyingkirkan mendung hitam hari itu. Belum lagi orang nyebrang asal nyebrang aja. Klakson tan tin ton ga karuan.
Kurang lebih 60 menitan berlalu akhirnya aku tiba didepan kantor. Setelah ku parkir motor ku ditempat parkir aku mulai melangkah masuk kantor dengan penuh rasa emosi jiwa karena hari ini penuh dengan kesialan-kesialan beraduk emosi tingkat dewa.
Saat ku buka pintu, aku tak menyangka tiba-tiba Ais mengabaikan custumers yang sedang dihandlenya seraya tersenyum manis menyapa kedatanganku.
"hai Joe. . ." sapanya dengan nada manja.
Dan seketika itu juga semua rasa emosi jiwa tingkat dewa ku lenyap entah kemana.
Aku tak mengerti kenapa wajah ini tiba-tiba refleks ikut tersenyum dan membalas sapaannya "hai uga Ais jelek" balas ku ejek sambil berlalu menuju meja kerjaku.

Dan saat yang ku tunggu pun tiba, yaitu saatnya Ais istirahat makan.
Karena dikantor ini sangat minimalis sampai-sampai tempat istirahat untuk karyawan pun tidak disediakan maklum kantor cabang perwakilan.
Dan biasanya karyawan yang males makan diluar atau bisa dibilang lagi bokkek (bawa bekal) pasti istirahatnya dimeja sebelah meja tempatku menyelesaikan kewajiban-kewajiban diperusahaan ini.

Seperti biasa Ais selalu bawa bekal kotak nasi sendiri dari rumahnya lengkap dengan botol minuman yang berwarna pink bening, (ya kayak anak TK gtu dech).
Sambil aku bekeja dan Ais makan bekalnya kami ngobrol ini itu ga penting penuh canda tawa.
Aku ga pedulikan patner kerja disebelahku yang mencuri pandang memandang kami. (mungkin dia iri kali ya):-P
Ah ... I don't care, yang jelas aku ga mau melewatkan saat bersama dirinya saat ini.
Karena aku tahu, aku tak akan pernah bisa memiliki dia seutuhnya. 
Dan aku sadar siapa aku, tak berhak rasa sayang, dan rindu ku ini untuknya, karena kami punya pasangan masing-masing. Andai saja dia tahu semua rasa ini. Huh kalau aja aku bisa memilih lebih baik aku ga pernah kenal sama Ais tapi mau gimana lagi hati ku sudah dicuri olehnya dan kata pasha ungu "terlanjur cinta" aku sama dia.
TUHAN juga jahat, kenapa kami dipertemukan disini dengan keadaan yang seperti ini. (maaf Tuhan just protes) hehehe. . .

Setelah Ais habis menyantap bekalnya, aku menawarkan permen relaksa yang kudapat dialfamart.
"Is kamu mau permen ga?"
"permen apa tuh Joe?"
"ini loh permen relaksa kembalian beli rokok ku tadi"
"boleh juga dech joe, Ais minta satu ya?"
"iya ambil aja ..."

(sori nyebut merk)
Kalian tahu kan permen relaksa yang baru ada tulisannya seprti permen kiss tu loh. Dan kebetulan yang disengaja  aku kasi Ais permen bertuliskan "i love u" . (hehehe modus)

"is sebelum dimakan permennya baca dulu dong tu tulisannya" pintaku lembut.
Ais membaca dalam hatinya dan . . .

"love you tooo....." balasnya padaku sambil berlari kecil menuju ruangan kerjanya.
Tak kusangka kumendapat jawaban itu.
Sungguh tak dapat kupercaya kenyataan ini.
serius kah kata-katanya tadi atau cuma becandaan aja.
Tanda tanya besar dalam hati menghantui ku.

***

Hari senin hari yang menyeramkan untuk ku karena banyak kerjaan numpuk oleh sebab libur hari minggu.
Aku berangkat kekantor tak lupa pamitan dengan my little boy dan istri yang udah kelar ngambeknya.
Hujan gerimis menemani ku hingga sampai kantor. Saat aku memakai sepatu diloker Ais datang terburu-buru karna telat.
Aku ganggu usili dia yang sedang bermake-up hanya untuk dapat perhatian lebih darinya.
"aduuuuuhhh joooeeee. . . .!!" seru Ais ku jaili sambil mencubit lengan ku.
"eeeiiittttss.... Sory is aku ga sengaja tahu. . ." kelid ku.
Dan benar saja ga sengaja aku menyenggolnya saat dia sedang menggunakan alat memperlentik bulu mata (ga tahu apa namanya).
Dan alat itu mengenai matanya, spontan saja aku peluk dia dan ku tiup kecil matanya agar perih dimatanya cepat berlalu bersama tiupanku.
"maaf ya is aku bener ga sengaja tadi" kata ku
"ya udah ga apa-apa kok joe, tp masih perih nie matanya Ais" ujarnya sembari tersenyum padahal matanya masih perih.
Itulah yang juga ku kagumi darinya, masih bisa tersenyum walaupun dalam keadaan seperti itu
"beruntung banget ya suamimu bisa memiliki kamu is" gumamku dalam hati.

Kadang aku tak mengerti kenapa harus dengan Ais aku jatuh cinta padahal aku tahu dia anak manja, ga bisa masak, nyapu dikantor ga pernah, duh pokoknya manja banget deh.
Dibandingkan dengan Nia patnernya yang lebih cantik, sexy, bohay, putih, mandiri dan yang pasti masih single beda banget ma Ais.
Tapi kenapa harus dengan Ais yang jelas-jelas aku tahu dia. Apalagi dia sudah menikah dan telah memiliki satu anak.
Kenapa mesti dia sih Tuhan?

Mungkin ini yang dikatakan cinta buta, otak otomatis menutup semua keburukannya dan cuma kebaikannya saja yang diingat. (sakit jiwa)

***

Inilah aku yang sedang diambang kehancuran, aku sadar dengan keadaan yang salah ini tak semestinya aku menghianati cinta ku dengan dwi istriku. Tapi apa mau dikata ini masalah hati, jauh dalam lubuk hati ini ada dia.
Pernah terlintas dibenakku untuk mengutarakan perasaan ku yang sebenarnya pada Ais. Tapi aku takut resikonya terlalu amat besar. jika Ais tahu tentang perasaan ini aku takut kalau dia malah semakin jauh dariku. Aku tak sanggup saat ini kalau harus jauh darinya dan kehilangan senyum nya.
Sementara ini cukuplah seperti ini dulu aku sudah bahagia asal bisa terus ada disisinya. Dan tak bisa kubayangkan jika suami Ais dan istri ku tahu semua ini.

***

Pernah saat itu hujan turun dengan derasnya, aku lihat Ais datang dari luar masih mengenakan jas hujannya menuju loker sambil mengigil kedinginan. Tanpa pikir panjang ku tanggalkan tugas-tugas ribet ini lalu langsung ku susul dia.
"dari mana aja sih Is ujan-ujan gini?" tanya ku perhatian.
"ini loh aku tadi abis nuker uang kecil untuk kembalian customers nanti" sahutnya sambil hendak melepas jas hujannya.
Belum sempat dia melepasnya aku langsung memeluknya, ehmmm wangi parfhum dari tubuhnya begitu harum dan khas menusuk hidung dan masih tersimpan didalam otak kiriku hingga kini.
"kamu kan bisa minta tolong ma aku is? Nanti kalau kamu sakit gimana?" belum sempat Ais menjawab, aku langsung mencium lembut pipi kirinya.
"iiiiiihhhhh joooooeeeee. . . " teriaknya keras tapi manja, wajahnya terlihat mulai memerah.
Aku langsung bergegas pergi ngacir setelah sadar apa yang telah kulakukan tadi. Aku tak mau dia melihat raut wajahku yang beraduk antara senang & takut jadi satu (dibungkus ya bu)
senang akhirnya dapat menciumnya walapun cuma pipinya saja dan,
Aku takut dia akan marah.

***

Sebenarnya aku ini adalah tipe lelaki yang setia, tak pernah berpikir sedikit pun untuk berpaling dari Dwi.
Tapi dengan Hadirnya Ais dalam hidupku ternyata mampu mematahkan setia ku,
Hanya dengannya hati ku men-dua.
Seandainya saja dia sadar betapa besar rasa aku ingin miliki dirinya. Kini Aku hanya bisa berhayal memilikinya yang tak mungkin jadi kenyataan.

Jujur saja menyimpan rasa ini sungguh amat sangat menyiksa batin, aku sama sekali belum berani mengungkapkan rasa ini pada siapapun baik itu keluarga, dan sahabatku sendiri apalagi dengan dwi.
(biasanya curhat ma dia)
Biarlah kusimpan rasa ini sendiri sampai mati pikirku. Tapi semakin lama rasa ini malah membuatku tertekan dan membuatku hampir gila. Apalagi melihatnya yang digodain dan bercanda ketawa ketiwi dengan teman-teman cowok dikantor. Aku cemburu hati ku terluka melihat pemandangan itu. Namun aku ga punya hak untuk melarangnya, karena aku bukan siapa-siapanya.

Aku jadi ter - ingat Kata pepatah :
"cinta tidak harus memiliki."  dan
"bahagia melihat dia bahagia walapun bukan dengan ku"
Tapi menurutku itu Bullshitt. Mana ada sih orang yang bahagia melihat wanita yang dicintainya bahagia dengan lelaki lain?
Yang aku mau tu cuma aku yang bisa buat dia senang,
cuma aku yang bisa buat dia tersenyum penuh tawa dan
cuma aku yang bisa buat dia bahagia.
No body anyting more. . .
(inilah keegoisan laki-laki)

Pernah saat itu aku kesal ma Ais sebab aku ga sengaja melihat dia bercanda dengan temen cowok dikantor. Huh sakit banget hatiku. Seperti disayat silet.
Satu hari ku cuekin dia, males ngomong ma dia.
Dan saat berpapasan diloker aku cuek aja. Mungkin Ais ngerasa aneh atau gimana soal nya loker tempat favorite ku ngusilin dia.

"kok aneh ya? Kamu kenapa joe??" tanya Ais
"ga apa-apa lagi males aja" jawabku ketus.
"iiih cuek banget" katanya lagi
Tapi aku tidak menghiraukan dia.

Saat menjelang pulang aku lihat di CS banyak barang customer numpuk. Kasian juga liatnya, kemudian aku berniat untuk membantu Ais prepare barang tersebut tapi dengan alasan minjem cutter. (jaga images kan lagi kesel)
"cepet Is aku mau pinjem cutternya" kata ku
"Aduuh... Joe liat ni masih banyak barangnya belom diprepare. Bantuin aku dulu ya? Pintanya manja.
"sini sini biar cepet neh, aku yang motong-motong kamu yang nempel itunya" kataku masih sok cuek.

"Aaaawwwww. . . Joeee sakit tahu." teriak Ais tiba-tiba.
Entah bagaimana bisa cutter yang kupegang mengenai jari telunjuk Ais.
Duh ceroboh banget sih aku, kataku dalam hati menyesal.
"eh maaf Is aku ga sengaja," kataku sambil memeriksa tangannya.
Kulihat jari nya keluar darah, spontan saja langsung kuhisap jarinya itu. Baru beberapa detik jarinya dimulutku, teman-teman udah meledek.
Citcuuuiiit... .prikitiew. .. . Sikasikjosh. . . Dan lain sebagainya.
Ais menarik tangannya dan berkata
"udah ah apaan sih kamu joe, malu tahu. Ni dah ilang kok sakitnya". Sambil tersenyum malu.
Rasanya tak bisa diriku lama-lama nyuekin Ais, berat banget rasanya.
Akhirnya aku kembali seperti biasa jadi tukang usilin Ais agar dapat perhatian lebih darinya.

***

Beberapa bulan telah berlalu, rasa ini semakin menjadi-jadi.

aku sudah tak sanggup memendam rasa ini lebih lama lagi. Semakin lama semakin membuatku tersiksa. Dalam hatiku terus bergejola 

" haruskah ku melupakannya? Atau terus berjuang meskipun ku tahu tak bisa memilikinya".

Telah ku putuskan untuk mengatakan semuanya apapun resikonya akan kuhadapi, tak ada pilihan lain.

Kucoba untuk mengutarakan perasaan ini.


Lama ku tunggu akhir nya Ais datang dan duduk disebelahku untuk menyantap bekal siangnya.

"udah makan joe?" tanyanya padaku

"ooohh iya is,, suapin aku ya?" jawabku sambil bercanda tapi berharap.

"yeeee enak aja. . . " seru Ais tapi tangannya menyuapi bibirku dengan krupuk udang yang dibawanya.

"makasi ya Is. . ." kataku blepotan sambil mengunyah krupuk tadi.

Ais hanya membalas dengan senyum manisnya tanpa kata.

Dalam hati dan benak ku terus berfikir bagaimana cara mengatakan nya?

Sudahkah aku siap?

Karna sekali aku mengatakannya aku tak bisa lagi menarik kata-kataku.


Ku coba untuk mengatakannya tapi lidah ku terasa amat kaku, tiba-tiba saja kata-kata yang ingin ku ucapkan hilang begitu saja saat dia menoleh sadar sedari tadi aku memperhatikannya.


"napa joe? Ada yang aneh ma Ais ya?" tanyanya penasaran

"eh ga, ga da kok ga da apa-apa is" kataku gugup.


Kurang lebih 30menit telah berlalu, Ais pun telah usai makan siangnya.

Aku pun mulai pembicaraan lagi dengan nya tapi kali ini dengan detak jantung ku yang berpacu lebih cepat dari biasanya. Ditambah lagi dengan nafasku yang tak teratur begitu berat rasa nya untuk mengirup udara saat ini. Dan Semua rasa itu sebisanya kusembunyikan dari dia.


Kupegang tangan kanannya, eh belum sempet ngomong dia udah nepis tanganku. Aku jadi tambah down dibuatnya.

"Ais, aku mau ngomong serius ma kamu boleh ga" kataku harap-harap cemas

"mau ngomong apa sih Joe? Kayakny serius banget sih?" jawabnya.

Aku tahu dari raut wajahnya, Ais dah curiga dan mungkin udah menebak kalau aku akan nembak dia.

"jadi begini loh is, jujur aja selama ini aku nyaman banget berada disisimu, seneng banget bisa bercanda tawa saat bersamamu. Aku selalu merasa seperti kekurangan waktu ketika kita bersama. Dan juga hatiku selalu sakit jika melihatmu becanda dengan cowok lain dikantor ini. Aku sadar kalau aku cemburu melihat itu, dan aku mengerti ternyata dalam hati kecilku telah mencintaimu Ais. Maafkan aku is karena telah berani menyayangimu."


"tapi joe. . . " belum sempat Ais menyelesaikan kata-katanya, aku segera memotongnya.


"iya aku tahu is, kita ini udah sama-sama berkeluarga. Memang Hati ini telah salah memilih orang, dan orang itu kamu tapi mau gimana lagi rasa ini datang begitu saja tanpa ku mengerti. Yang ada diotak ku akhir-akhir ini cuma kamu, wajah mu selalu terbayang dalam setiap mimpi ku.

Sekali lagi maafin aku karena telah mencintaimu dengan keadaan yang salah ini."


Akhirnya perasaan ku sekarang jadi lebih lega. Walaupun masih degdegan menanti jawabannya.


Dengan raut muka yang memerah malu dicampur rasa terkejut, Ais mulai terlihat tersenyum dan berkata:

" Kamu gila joe. . . ." jawabnya sambil tersenyum.


Huuhhh. . . Kuhela nafas ku sejenak mendengarnya.

" tapi aku serius is" imbuh ku.

Dia hanya tersenyum dan pergi berlalu.


***


Esok hari nya aku yang telah merasa patah hati dan malu mencoba menganggap tidak terjadi apa-apa. Sampai Ais hendak mengambil isi stapless didekat meja ku.

"joe kamu masih ada isi stapless gak?" tanyannya datar pada ku.

" ini masih ada, nih taruh ja semua didepan is". Perintah ku.

"kok gitu joe?" tanya lagi

"iya malez aku liat kamu bolak balik kebelakang terus". Jawabku.

Dan Ais pun kembali pergi berlalu.

Dan selanjutnya terjadi keanehan kurasa. Ais seharian nyuekin aku dikantor, q sapa dia cuma diem ga da balasan senyumnya juga ga ada.

"huh ada apa lagi sih nih Tuhan, ah paling dia lagi ada tamu bulanan" kataku dalam hati.

Saat hendak pulang ku tanya lagi Ais karena aku masih penasaran.

"Ais kamu kenapa? Kok jutek gini sih?"


"ga kenapa-kenapa, lagi maleesss" jawabnya sambil pergi berlalu menuju parkiran.


***


Esok harinya juga masih sama tak ada perubahan tetep cuek bebek.

Aku tanya kesana kemari ke fatner-fatner kerjanya ga ada yang tahu, malah aku mendapatkan ledekan.

Jujur aku kebingungan saat itu. Aku takut semua kan hilang begitu saja.

Dan saat jam istirahat aku gunakan untuk memperbaiki ini semua.

"is kamu kenapa? Kok cuek banget sama aku? Gak seperti biasanya. . ." tanyaku.

"gak ada apa-apa, udah aku mau makan dulu" jawabnya masih cuek.

"serius Is, apa salah ku sampai kamu jutek banget ama aku?" pintaku lagi.

"kamu yang duluan" jawabnya singkat

Akhir nya ada titik terang dia mau bicara juga. Gumamku.

"memangnya aku duluan gimana maksudnya? Aku ga ngerti nih."


"iya kamu duluan gak ngasi aku kebelakang, males lihat aku kebelakang. Mending gak usah dah lihat aku lagi" jawabnya sambil mulai tersenyum.

Aku pun ikut tersenyum mendengarnya berarti dia juga ada rasa sama aku.

"bukan gitu maksud aku, aku cuma ga mau aja liat kamu digodain temen-temen pas kamu bolak balik kebelakang. Sakit aku lihatnya tahu.

Udah ya maafin aku ya pliiissss. . ." kataku.

Hanya senyum dan tawa kecil yang ku dapat darinya yang ku simpulkan sebagai tanda maaf darinya.

Dan semua nya kembali seperti biasa bahkan jadi lebih dekat.

***

Entah sampai kapan akan terus seperti ini, aku sendiri masih belum tahu bagaimana ending kisah ini.
Semoga ja jadi hepi ending.
Hanya Tuhan lah yang tahu,  sebab kisah ini aku contek dari kitab harian Tuhan. Dan Tuhan belum mau ngasi tahu aku gimana endingnya. Hehehe. . . :-P (tunggu waktunya)
Mungkin nanti setelah kutahu akan ku lanjutkan lagi kisah ini.
makasi kawan udah mau luangkan sedikit waktu untuk membaca kisah ngantung ini.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih banyak.

           
                   * To Be Contiue *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar