Hari itu tanggal merah, dan aku mendapat jadwal piket pada hari itu.
Dan kebetulan hari itu juga yang bertepatan dengan hari raya umat kristiani, yang juga teman satu kantorku ada yang menikah. Aku dan teman-teman yang lain berencana untuk datang dan hadir memeriahkan pestanya.
Dan kebetulan hari itu juga yang bertepatan dengan hari raya umat kristiani, yang juga teman satu kantorku ada yang menikah. Aku dan teman-teman yang lain berencana untuk datang dan hadir memeriahkan pestanya.
Malampun menjelang, pukul 7.30 kami berangkat dengan dua ekor mobil kantor karena jumlah aku dan teman-teman tak sedikit.
Berangkat keluar kota disertai hujan rintik-rintik dan satu jam kemudian kami pun sampai.
Seperti pesta pernikahan pada umumnya. Kami di jamu dengan jajan kacang snack dan minuman soda botol.
(yg jelas bukan teh botol kotak)
hehee:)
Kira-kira 10menit kemudian setelah mulai nyante dengan suasana sambil obral obrol menyantap jamuan tadi, beberapa botol arak tiba-tiba datang sebagai jamuan menu berikutnya.
Berangkat keluar kota disertai hujan rintik-rintik dan satu jam kemudian kami pun sampai.
Seperti pesta pernikahan pada umumnya. Kami di jamu dengan jajan kacang snack dan minuman soda botol.
(yg jelas bukan teh botol kotak)
hehee:)
Kira-kira 10menit kemudian setelah mulai nyante dengan suasana sambil obral obrol menyantap jamuan tadi, beberapa botol arak tiba-tiba datang sebagai jamuan menu berikutnya.
Sumpah aku kaget, aku yang baru sembuh dari sakit, mengonsumsi obat dari dokter dan ditambah aku belum makan dari sore. Sebenernya aku sedang lapar dan ingin makan saat itu.
Tapi tak apalah berhubung otak lagi stres karena Dia, yang karena aku seperti penyu mengejar ujung pelangi.
Dan ditambah temen-temen juga semangat mau minum, ya sudah mulailah open bottle and than angkat gelas menyiksa lambung masing - masing.
Tapi tak apalah berhubung otak lagi stres karena Dia, yang karena aku seperti penyu mengejar ujung pelangi.
Dan ditambah temen-temen juga semangat mau minum, ya sudah mulailah open bottle and than angkat gelas menyiksa lambung masing - masing.
2-3 gelas telah ku teguk, tapi yang ku nanti belum juga nongol.
"huh lama sekali sih, atau jangan-jangan Dia tersesat?"
Ku coba tanya dia lewat sms.
"is jadi ga kamu kesini?"
"huh lama sekali sih, atau jangan-jangan Dia tersesat?"
Ku coba tanya dia lewat sms.
"is jadi ga kamu kesini?"
Aaaaakk'Ooo. . .
Nada sms dihape ku berbunyi.
Nada sms dihape ku berbunyi.
"jaaaddddiiiiiii. . .
Nih masih dijalan dah deket kok"
Balasnya.
Nih masih dijalan dah deket kok"
Balasnya.
"Oooo..gitu ya udah dech.,
Sama siapa aja tuh is??"
Tanyaku lagi.
Sama siapa aja tuh is??"
Tanyaku lagi.
Lama ku tunggu tak juga dibalas-balas.
Ku teguk minuman ku, ku liat lagi hape ku masih tak ada balesan juga.
Dan tiba-tiba hape ku berbunyi tanda sms masuk.
Bergegas ku liat dan. . . .
Ku teguk minuman ku, ku liat lagi hape ku masih tak ada balesan juga.
Dan tiba-tiba hape ku berbunyi tanda sms masuk.
Bergegas ku liat dan. . . .
Shiiiitttt!!
Innosad yang sms, mempromosikan paket internet terbarunya.
Ah ga penting banget sih, menggangu saja. Pikirku
Innosad yang sms, mempromosikan paket internet terbarunya.
Ah ga penting banget sih, menggangu saja. Pikirku
Kembali ku teguk arak ku sambil menunggu balasan yang sudah ku ketahui jawabannya.
Tapi tetap ku tunggu, setiap 5menit sekali bunyi ga bunyi tetap ku periksa hape ku.
Hingga Dia datang bersama gerombolan teman kantor ku yang lain dan dengan orang terb*ngs*t didunia menurutku. Ya orang itu ya suaminya lah. Aku benci dia, aku ga suka dia. Bukan dia yang seharusnya menemani Ais. Mestinya aku yang ada disisinya mendampinginya. Dia lebih beruntung karena Tuhan lebih duluan mengenalkan dia dengan Ais.
Dan aku masih menunggu keberuntungan ku tiba. Hahaa:D
Tapi tetap ku tunggu, setiap 5menit sekali bunyi ga bunyi tetap ku periksa hape ku.
Hingga Dia datang bersama gerombolan teman kantor ku yang lain dan dengan orang terb*ngs*t didunia menurutku. Ya orang itu ya suaminya lah. Aku benci dia, aku ga suka dia. Bukan dia yang seharusnya menemani Ais. Mestinya aku yang ada disisinya mendampinginya. Dia lebih beruntung karena Tuhan lebih duluan mengenalkan dia dengan Ais.
Dan aku masih menunggu keberuntungan ku tiba. Hahaa:D
Aku yang sudah mulai pusing akibat dari pengaruh sang arak mulai lupa dengan rasa lapar diperutku.
Aku perhatikan dia dan suaminya yang duduknya kurang lebih 10meter dari tempat dudukku.
Mereka duduk terpisah meski tak terlalu jauh, padahal masih banyak tempat kosong didekat suaminya, tapi aku senang melihat itu. Dan Ais pasti tahu kalau aku akan cemburu dan tak suka jika melihat mereka berdekatan.
Dan aku hargai itu tapi dalam hatiku tetap saja ada rasa yang mengganjal rasanya.
Ah... Sudahlah semakin lama ku lihat semakin sakit kurasakan.
Satu hal yang pasti malam ini ku akui dia terlihat lebih anggun dan lebih cantik dari biasanya.
Membuatku selalu ingin mencuri pandang menatapnya agar tak ketahuan siapa-siapa bahwa aku sedang terpesona.
Aku perhatikan dia dan suaminya yang duduknya kurang lebih 10meter dari tempat dudukku.
Mereka duduk terpisah meski tak terlalu jauh, padahal masih banyak tempat kosong didekat suaminya, tapi aku senang melihat itu. Dan Ais pasti tahu kalau aku akan cemburu dan tak suka jika melihat mereka berdekatan.
Dan aku hargai itu tapi dalam hatiku tetap saja ada rasa yang mengganjal rasanya.
Ah... Sudahlah semakin lama ku lihat semakin sakit kurasakan.
Satu hal yang pasti malam ini ku akui dia terlihat lebih anggun dan lebih cantik dari biasanya.
Membuatku selalu ingin mencuri pandang menatapnya agar tak ketahuan siapa-siapa bahwa aku sedang terpesona.
Lupakan sakit yang ada, ku nikmati arak ini lebih dalam bersama teman-teman. Terpaksa belajar tertawa gembira dalam sayatan luka yang perih karena melihat dia dengan miliknya.
Menutupi luka sejenak disetiap tegukan arak ini.
Yang membuat malam semakin gelap dan semakin memabukan.
Menutupi luka sejenak disetiap tegukan arak ini.
Yang membuat malam semakin gelap dan semakin memabukan.
Tiba-tiba hape ku kembali berbunyi.
Setelah ku liat ternyata dari Ais, dan sampai detik ini aku lupa dengan isinya dan apa yang ku balas.
Ah ga pentinglah, yang terpenting dia masih perhatian ma aku. Masih bisa ngasi perhatian Padahal disitu kan juga ada suaminya, kok bisa ya?
Hahahaaaa aku seperti orang no 2 tapi lebih diutamakan. Semakin melayanglah raga ini dalam cintAnya.
Setelah ku liat ternyata dari Ais, dan sampai detik ini aku lupa dengan isinya dan apa yang ku balas.
Ah ga pentinglah, yang terpenting dia masih perhatian ma aku. Masih bisa ngasi perhatian Padahal disitu kan juga ada suaminya, kok bisa ya?
Hahahaaaa aku seperti orang no 2 tapi lebih diutamakan. Semakin melayanglah raga ini dalam cintAnya.
Malam semakin larut, kami pun hendak pulang karena sudah teller semua teman-temanku.
Ku berjalan keluar melewati Ais, tatapan matanya seperti mengatakan sesuatu. Kepala ku yang pusing tak mampu menterjemahkannya kemudian ku lanjutkan langkahku menuju mobil sambil dipapah temanku yang masih sadar karena dia tak ikut minum.
Setelah beberapa langkah tiba-tiba suami Ais yang sudah berada didepan seperti mengejekku.
"eh.... Kenapa tuh.,"
Katanya dengan nada yang mengejek
Hampir ku lepas kontrol, hampir saja ku "sangkuak" dia.
Untung aku masih ingat aku hidup dinegara hukum dan aku orang baik.
Ku lanjutkan langkah ku dan tak menghiraukannya.
Sok akrab pikirku.
Ku berjalan keluar melewati Ais, tatapan matanya seperti mengatakan sesuatu. Kepala ku yang pusing tak mampu menterjemahkannya kemudian ku lanjutkan langkahku menuju mobil sambil dipapah temanku yang masih sadar karena dia tak ikut minum.
Setelah beberapa langkah tiba-tiba suami Ais yang sudah berada didepan seperti mengejekku.
"eh.... Kenapa tuh.,"
Katanya dengan nada yang mengejek
Hampir ku lepas kontrol, hampir saja ku "sangkuak" dia.
Untung aku masih ingat aku hidup dinegara hukum dan aku orang baik.
Ku lanjutkan langkah ku dan tak menghiraukannya.
Sok akrab pikirku.
Sampai dikantor kepalaku bertambah puyeng, semua isi perut telah keluar.
Terasa sangat lemas sekali saat itu.
Sampai membuka mata saja aku tak kuat.
Hingga ku dengar suara Ais.
Ku kumpulkan semua tenagaku untuk melihat memastikan kebenaran telingaku.
Akhirnya ku bisa melihatnya tak jauh dari sisiku. Walau sedikit agak samar-samar terlihat.
Dan akhirnya kami dipisahkan oleh suaminya yang seperti sudah tak betah lama-lama.
Aku tahu dari tatapan matanya, sebenarnya Ais tak tega meninggalkan ku disaat itu.
Terasa sangat lemas sekali saat itu.
Sampai membuka mata saja aku tak kuat.
Hingga ku dengar suara Ais.
Ku kumpulkan semua tenagaku untuk melihat memastikan kebenaran telingaku.
Akhirnya ku bisa melihatnya tak jauh dari sisiku. Walau sedikit agak samar-samar terlihat.
Dan akhirnya kami dipisahkan oleh suaminya yang seperti sudah tak betah lama-lama.
Aku tahu dari tatapan matanya, sebenarnya Ais tak tega meninggalkan ku disaat itu.
Aku hanya bisa menjawab dalam hati,
"pulanglah, aku tak apa-apa.
Aku akan baik-baik saja".
"pulanglah, aku tak apa-apa.
Aku akan baik-baik saja".
Tak perlu bibir yang berbicara,
Mata dan hati sudah mengatakan semuanya. Dan telah dapat dimengerti.
Semua karena cinta.
Mata dan hati sudah mengatakan semuanya. Dan telah dapat dimengerti.
Semua karena cinta.
Ais mulai hilang dari pandanganku bersama suaminya.
Dan perlahan mataku terasa kembali berat. Ku rebahkan tubuh ku dilantai dingin ini, dan mulai tertidur pulas.
Dan perlahan mataku terasa kembali berat. Ku rebahkan tubuh ku dilantai dingin ini, dan mulai tertidur pulas.
Sekian dan terimakasih.
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar