Pagi itu sang ayam telah mulai berkokok, dan para burung berkicau diatas dahan pohon.
Sang mentari masih malu menampakan raganya, dia masih sedikit bersembunyi diufuk timur.
Dan tumben aku terbangun sepagi ini tak seperti biasanya. Oleh karena tiba-tiba tanpa loading lagi otak ini teringat akan raut wajah dan senyum manisnya. Kira-kira dia udah bangun belom ya? Lagi ngapaen ya dia? Disana dia mikirin aku juga ga ya? Seperti aku sekarang mikirin dia. Dan banyak lagi tanda tanya dalam benakku saat itu. Dan mungkin ini efek dari baru habis baikan kemarin, akibat lamanya marahan dan lostcomunication beberapa minggu.
***
Ku ambil handphone ku, online bentar kayaknya seru nieh. Ku update status "selamat pagii" dan itu ku tujukan untuk Ais. Ku pastikan dia tahu kalau statusku itu hanya untuknya walau tak ku cantumkan namanya disana.
Beberapa saat kemudian aku melihat status barunya, hanya emotion smile manis sebagai balasan untuk statusku tadi.
Sepertinya Tuhan bersamaku hari ini dan memberkatiku.
Aku merasakannya, Beliau seakan hendak kembali memberi kesempatan jawaban doa ku semalam.
Hahahaaa. . .:D makasii Tuhan,,
***
Hari raya lebaran baru terlewati, rutinitas kantor mulai normal kembali.
Sampai kantor tumben kerjaan cuma sedikit. Jadi aku punya kesempatan bbm-an dengan Ais.
Tak bisa ku ceritakan bagaimana ku awali bbm-an dengannya, karena panjang banget capek ngetiknya kalau disalin semua. (klw mw tw sini liat d hp q aja msh ada kq) hehehee... .. ...
Yang jelas kesimpulan nya yang ku dapat ternyata tanpa kusadari telah menyakitinya hingga meneteskan air mata.
Bagaimana bisakah aku menyakiti orang yang kusayangi ini? Apa lagi sampai membuatnya menangis.
Hal buruk apakah yang telah kulakukan padanya?
Lama ku rayu dia agar dia mau mengatakan dimana salahku.
Akhirnya dia mengatakanya juga.
Ternyata semua hanya kesalah pahaman saja.
Tapi aku belum merasa puas, aku masih merasa bersalah karena telah membuatnya bersedih beberapa waktu lalu. Aku pun hendak akan pergi menemuinya kekantor tempat dia tugas menjelaskan agar lebih jelas setelah pekerjaan ku selesai.
Tanpa memberi tahunya terlebih dahulu, kalau dia tahu aku akan kesana pasti lah tak diperbolehkan olehnya.
Beberapa jam kemudian perkerjaanku pun tuntas berantas. Hanya sedikit hari ini dan semua datangnya juga lebih awal tak seperti biasanya. Langsung saja tanpa peduli jam kerja ku titip absen ceklok pada teman kantor and cus meluncur pulang.
Kembali Tuhan memberkati rencanaku.
Setiba dirumah kembali ku diharuskan memeras otak mencari alasan agar tak ketahuan Dwi, kalau aku akan pergi apel ketempat Ais.
Main ps3 bersama sahabatku, itulah alasanku untuk Dwi agar bisa bertemu Ais hari ini. Untungnya tanpa curiga dia percaya, kembali Tuhan merestuiku.
***
Kurang lebih 25menit perjalanan aku telah tiba didepan kantornya.
Sambil melangkah masuk, ku lihat dia bengong sendiri dimeja custservce nya.
Setelah sadar akan kehadiranku dia mulai kaget sambil tersenyum.
Sumpah!! Hari ini Ais terlihat sangat cantik sekali. Dan untuk kesekian kalinya dia berhasil membuat ku terpesona dan terpukau olehnya.
Jantungku udah kayak bassdrum pake double pedal dilagu metal saat mendekatinya.
Ngerudug tak karuan pokoknya. Mulutku mulai kaku tuk berucap berlanjut jadi salting.
Tangan ku pun mulai basah berkeringat dingin.
Otak ku pun ikut blank lupa tujuanku sebenarnya kesini.
Sebenernya aku kesini selain untuk melepas rindu aku ingin meluruskan masalahku yang telah membuat kami jauh beberapa minggu lalu.
***
Ku duduk dikursi customer didepan Ais dibatasi oleh meja panjang dan sebuah komputer yang diletakan agak miring.
Aku sadar, Ais pasti tahu aku sedang menyembunyikan rasa nerves ku saat ini. Tak lama suasana ini pun bisa terlewati berubah jadi suasana canda tawa. Untungnya lagi custmers nya lagi sepi. Kembali Tuhan menyertaiku.
Ditengah perbincangan tiba-tiba Ais berkata, " eh iya Joe, nanti Koko mau kesini bawa cemilan". Katanya sambil ketawa.
Aduh nie cewek kok malah ketawa gembira?? Seneng nih kayaknya kalau aku ketahuan sama Koko suaminya lagi berduaan ma dia.
"loh terus ngapain kamu ketawa Is?
Emang udah jalan dia kesini?
Terus aku harus gimana nih?"
Tanyaku kepanikan.
"hahahaaaaa.......
Dia udah jalan kok, dia mau nonton konser jadi cuma lewat aja bawain cemilan." jawabnya sambil tertawa.
"siapa suruh datang kesini ga bilang-bilang dulu." lanjutnya lagi.
Aku yang kebingungan, "ah pasrah aja dech liat gimana ntar aja" pikirku karena belum ingin beranjak pergi belum merasa puas melepas rindu ini masak udah harus pergi sih.
Beberapa menit sudah mengobrol tanpa arah yang jelas, aku nanya nya kebarat Ais nyawabnya ketimur begitu juga sebaliknya.
Ah emang dah, kayak hubungan aku dan dia juga nggak jelas. Adecchh.....
Tiba-tiba seorang customer datang dan aku mengalah pindah duduk dibangku antri untuk customer.
Dan sebelumnya Ais memberikan koran padaku agar tak bosan menunggunya selagi menghandle customernya.
5Menit kemudian Koko datang membawa cemilan pesanan Ais.
Ais beranjak meninggalkan customernya menyambut Koko dipintu agar tak masuk kedalam dan melihatku.
Sedangkan aku pura-pura membaca koran untuk menutupi wajah ku agar tak terlihat. (udah kayak ditv2 aja pokoknya)
Dan sekali lagi Tuhan memberkatiku.
Tak sampai semenit mereka pun berpisah dan Ais kembali menghandle customernya.
Setelah selesai menghandle customer dan customer itu pergi keluar, pandangan kami pun beradu.
Aku dan Ais sama-sama tertawa setelah melewati peristiwa yang cukup menegangkan tadi.
Kembali ku duduk didepannya sambil ngobrol-ngobrol muter-muter ga jelas.
Sampai akhirnya waktu pun terasa sangat cepat berlalu. Tiba saat nya Ais untuk lepas dari jam kerjanya.
Ima fathner Ais datang mengambil kunci kantor karena dia ngekos deket situ jadi kunci kantor dititipkan ke Ima.
Dan Ima pun mulai curiga tentang keberadaan kudisini.
Ya aku jawab saja yang sejujurnya sambil tertawa becanda. Tak peduli entah dia menganggap jawaban ku serius atau cuma becandaan saja. Lagipula aku juga sudah dapat acc dari bunda Ais atas jawaban ku tersebut.
Heheheee:P
Lama lama aku merasa malu juga, maka dari itu memutuskan untuk pulang duluan, meninggalkan mereka yang sedang asik berceriwis.
Setelah pamitan dengan Ais, aku langsung meluncur pulang dengan perasaan senang gembira karena rindu ini telah terobati.
Walau ada rasa sedih karena harus kembali jauh berpisah dengannya dan ada beberapa pertanyaan ku yang masih digantung belum dijawab olehnya. Tapi tak apalah mungkin belum saatnya hari ini ku tahu.
Masih ada hari esok, dan ku jadikan alasan untuk bertemu melepas rindu saat tak bisa kubendung lagi.
***the_end***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar