Nama Lain : Sharabha, Sarabesvara
Arti Nama. : Jiwa Yang Bersinar / Pembebas
Ras : Awatara Siwa
Masa Kemunculan : Akhir Satya Yuga
Lawan Utama : Narasinga Awatara
Sarabha digambarkan sebagai sesosok makhluk yang memiliki karakteristik sama dengan Narasinga yakni makhluk campuran. Bedanya, jika Narasinga adalah separuh manusia – separuh singa, Sarabha adalah makhluk separuh singa-separuh burung. Penggambaran Sarabha bermacam-macam. Ada yang menggambarkan Sarabha sebagai burung raksasa bertangan singa, ada pula yang menggambarkannya sebagai makhluk bertubuh singa, berkepala burung garuda, dan berbelalai gajah. Selain itu ada juga yang menggambarkan Sarabha sebagai singa berkaki delapan, bertubuh manusia, dan berkepala burung.
Apapun penggambarannya, mereka semua sepakat bahwa Sarabha memiliki karakteristik gabungan singa dan burung pemangsa dan jelas sekali memiliki kekuatan yang cukup dahsyat untuk menandingi Narasinga Awatara.
Sarabha adalah awatara Siwa yang muncul pasca Narasinga Awatara mengalahkan Asura Hiranyakasipu. Saat menghabisi Hiranyakasipu, Narasinga meminum setiap tetes darah Hiranyakasipu dan mencabik-cabik jasad Asura itu menjadi serpihan-serpihan kecil kemudian mengalungkannya pada dirinya sendiri. Hal itu Narasinga lakukan supaya tidak ada lagi sisa-sisa tubuh fisik Hiranyakasipu yang melakukan kontak dengan semesta.
Tapi Wisnu yang mengambil wujud Narasinga itu rupanya telah lepas kontrol. Pasca menghabisi Hiranyakasipu, Narasinga melampiaskan amarahnya ke dunia manusia dan membuat kekacauan di mana-mana. Prahlada dan Laksmi kemudian muncul di hadapan Narasinga dan memintanya untuk tenang, tapi Narasinga tidak mengacuhkan mereka. Para dewa pun berusaha menghalangi Narasinga tapi upaya mereka juga tidak berhasil. Karena itu mereka memohon pada Siwa untuk memberikan bantuan kepada mereka.
Siwa sekali lagi mengutus Virabhadra untuk maju perang, tapi kekuatan Virabhadra ternyata tidak sebanding dengan Narasinga Awatara. Ketika tahu bahwa salah satu prajurit terbaiknya telah dikalahkan, Siwa turun ke bumi dan mengambil sosok separuh singa dan separuh burung bernama Sarabha. Dalam versi yang menyatakan bahwa Virabhadra adalah aspek lain Siwa, bukan makhluk ciptaannya, Siwa langsung mengambil rupa sebagai Sarabha setelah mendapati bahwa dalam wujudnya sebagai Virabhadra, Narasinga masih belum bisa dikalahkan.
Sarabha dan Narasinga pun bertemu dan pertarungan antara dua awatara penjelmaan kedua Trimurti itu pun tak terhindarkan. Delapan belas hari kemudian Narasinga takluk di hadapan Sarabha. Sarabha kemudian membunuh Narasinga Awatara guna mengembalikan jiwa Wisnu ke tempat asalnya yakni Vaikuntha. Versi lain menyatakan bahwa Narasinga langsung tersadar dari ‘kegilaannya’ dan langsung memuja Sarabha yang tak lain adalah Siwa.
• Dalam satu versi, Narasinga Awatara berubah rupa menjadi Gandaberunda – sosok makhluk buas berwujud burung berkepala dua – saat melawan Sarabha.
• Sarabha adalah satu-satunya perwujudan Awatara Siwa yang ‘penuh’, bukan hanya manifestasi sebagian kekuatannya semata seperti awatara-awatara sebelumnya.
• Pasca dikalahkan Sarabha, Wisnu tidak pernah lagi mengambil wujud awatara hewan (atau separuh hewan).
“Aku memberi hormat kepada Dewa Pertama yang adalah Brahman, insan terbaik, ayah semesta, yang teragung di antara para dewa, yang menciptakan Brahma dan memberikan seluruh kitab Veda kepada Brahma pada permulaan masa, yang adalah ayah Wisnu dan segala dewa, satu-satunya yang berhak dipuja, dan tetap ada ketika banjir besar menyapu dunia. Ia adalah yang lebih besar dari setiap insan manapun, insan terbaik dan penguasa segala makhluk.
Ia adalah Maheswara, ia mengambil bentuk sebagai Sarabha lalu membunuh Narasinga yang telah memporakporandakan dunia. Sarabha, dengan kuku tajamnya, mengoyak Wisnu yang tengah mengambil wujud Narasinga. Dia adalah yang telah mengambil rupa sebagai Veerabhadra.”
(Sarabha Upanishad, ayat 1-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar